Berita

Berita Publik

SEMINAR OPTIMALISASI KOMPETENSI PUSTAKAWAN DAN PENGUATAN LITERASI DI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0 BERSAMA IPI KAB. KARANGANYAR

SEMINAR OPTIMALISASI KOMPETENSI PUSTAKAWAN DAN PENGUATAN LITERASI DI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0  BERSAMA IPI KAB. KARANGANYAR

Pada hari Rabu, tanggal 19 Februari 2020 Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI) Kabupaten Karanganyar menyelenggarakan kegiatan seminar perpustakaan yang bertempat di Pendopo Rumah Dinas Bupati Karanganyar. Acara pembukaan seminar tersebut dihadiri oleh Bupati Karanganyar, Drs. H. Juliyatmono, MM. Kegiatan seminar perpustakaan tersebut mengangkat tema “Optimalisasi Kompetensi Pustakawan dan Penguatan Literasi di Era Revolusi Industri 4.0”. Bertindak sebagai narasumber adalah Dr. Hj. Sri Rohyanti Zulaikha, S.Ag., SIP., M.S.i beliau adalah dosen prodi Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Ilmu Budaya UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Narasumber kedua adalah Itmadudin, SS., M.IP Ketua Ikatan Pustakawan Indonesia Provinsi Jawa Tengah dan salah satu pustakawan di IAIN Salatiga.

Dalam paparan yang disampaikan Dr. Hj. Sri Rohyanti Zulaikha, S.Ag., SIP., M.S.i bahwa industri 4.0 adalah nama tren otomasi dan pertukaran data terkini dalam teknologi pabrik. Istilah ini mencakup sistem siber-fisik, internet untuk segala komputasi awan dan komputasi kognitif. Secara garis besar bahwa industri 4.0 menghasilkan “pabrik cerdas”. Kegiatan tersebut salah satunya dilihat dari kemampuan literasi untuk menjadikan pustakawan yang aktif, kreatif, krisis dan partisipatif.  Untuk itu perpustakaan harus dirancang agar memiliki nilai kebermanfaatan yang tinggi di kalangan masyarakat. Solusi yang tepat yang dapat dilakukan adalah peningkatan akses informasi, penguatan infrastruktur informasi dan penguatan konteks informasi bagi individu dengan begitu diharapkan bahwa masyarakat akan memperoleh keadilan informasi dan peningkatan literasi yang akan berdampak pada kesejahteraan.

Paparan selanjutnya yang disampaikan oleh Ketua IPI Jawa Tengah Itmadudin, SS., M.IP bahwa IPI adalah organisasi profesi yang didirikan oleh Perpustakaan Nasional Republik Indonesia dan berfungsi sebagai wadah bagi seluruh pustakawan Indonesia. Karena sebagai wadah pustakawan sudah semestinya IPI harus mampu menjadi organisasi profesi yang mandiri, profesional dan berdaya guna bagi seluruh anggotanya. Tujuannya tidak lain agar pustakawan, mampu menghadapi tuntutan era revolusi industri 4.0, yang dihadapi oleh dunia pendidikan tinggi. Pustakawan di era revolusi industri 4.0 salah satunya dituntut untuk menjadi pustakawan yang berkompten dan unggul. Pustakawan unggul bermakna pustakawan yang memiliki kelebihan-kelebihan dari pustakawan yang lain kaitannya dengan tugas pokok dan fungsinya sebagai pustakawan.

Beberapa hal penting yang dapat dirangkum sebagai berikut:

  1. Sebagai wadah para Pustakawan, Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI) harus mampu menjadi organisasi profesi yang mandiri, profesional dan berdaya guna bagi anggotany
  2. Perlunya kolaborasi antara Dinas Arsip dan Perpustakaan daerah, IPI dan Perguruan Tinggi untuk mencetak pustakawan unggul dalam menghadapi industri 4.0.
  3. Pentingnya akreditasi standar nasional perpustakaan untuk menjamin mutu dan kualitas perpustakaan.
  4. Dalam era 4.0, perpustakaan harus berbasis inklusi sosial, yaitu perpustakaan yang memfasilitasi masyarakat dalam mengembangkan potensinya dengan melihat keragaman budaya, kemauan untuk menerima perubahan, serta menawarkan kesempatan berusaha, melindungi dan memperjuangkan budaya dan HAM.

Dengan begitu diharapkan bahwa Perpustakaan PIP Semarang dapat melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat ke perpustakaan desa atau kecamatan melalui kegiatan pemberian bantuan buku, story telling, membangun taman baca, dan lain-lain, dalam rangka mendekatkan perpustakaan PIP Semarang ke masyarakat. -khalida-

Related Posts: