Berita

Berita Publik

KUMPUL PUSTAKAWAN JATENG GAYENG DALAM RAPAT KOORDINASI IKATAN PUSTAKAWAN INDONESIA (IPI) SE-JAWA TENGAH

KUMPUL PUSTAKAWAN JATENG GAYENG DALAM RAPAT KOORDINASI  IKATAN PUSTAKAWAN INDONESIA (IPI) SE-JAWA TENGAH

Pada hari Kamis, 25 April 2019 lalu Pustakawan PIP Semarang yang diwakili oleh Agus Wahyudi, S.Hum., MA dan Sabtuti Martikasari, S.Hum menghadiri undangan kegiatan Rapat Koordinasi Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI) Se-Jawa Tengah Tahun 2019 yang diselenggarakan oleh Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Provinsi Jawa Tengah di Hotel Noormans Semarang.

Sebanyak 150 orang peserta yang hadir terdiri dari para Pustakawan dari Dinas Kearsipan dan perpustakaan, Perpustakaan Perguruan Tinggi, Perpustakaan Sekolah, dan Perpustakaan Khusus, serta perwakilan Pengurus Daerah Ikatan pustakawan indonesia di Kabupaten/Kota yang ada di Jawa Tengah. Selain itu, hadir pula para Pegiat Literasi dan para pemerhati perpustakaan Jawa Tengah.

Rakor dengan tema “Pustakawan Jateng Gayeng Mendukung Revitaslisasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial” ini diselenggarakan dengan tujuan untuk memperkuat peran Pustakawan dalam peningkatan sumber daya manusia Indonesia melalui peningkatan kemampuan literasi yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dengan agenda kegiatan pengukuhan Pengurus Daerah IPI Jawa Tengah Periode 2019-2023 dan dilanjutkan dengan seminar oleh Narasumber Pusat dan Narasumber Daerah.

Upacara pengukuhan dilakukan langsung oleh Ketua Umum Pengurus Pusat IPI, Pustakawan Ahli Utama T. Syamsul Bahri, SH., M.Si dan disaksikan oleh Kepala Dinas Arsip dan Peprustakaan Provinsi Jawa Tengah, Prijo Anggoro BR dilanjutkan penandatanganan berita acara pengukuhan Ketua IPI Jawa Tengah Periode 2019-2023, Itmamudin, SS.,  M.IP.

 

Acara berikutnya adalah paparan dari  Ketua Umum Pengurus Pusat IPI, Pustakawan Ahli Utama T. Syamsul Bahri, SH., M.Si dengan judul Revitalisasi Perpustakaan Umum Berbasis Inklusi Sosial. Inklusi sosial merupakan pendekatan berbasis system social approach atau pendekatan kemanusiaan (humanistic approach). Pendekatan inklusif memandang perpustakaan merupakan sub sistem sosial dalam sistem kemasyarakatan. Untuk itu, dalam paparannya Ketum PP IPI menyampaikan bahwa perpustakaan harus dirancang agar memiliki nilai kebermanfaatan yang tinggi di masyarakat. Melalui pendekatan inklusif perpustakaan umum mampu menjadi ruang terbuka bagi masyarakat untuk memperoleh solusi, dalam upaya meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan.  

Paparan selanjutnya adalah dari Ketua IPI Jawa Tengah, Itmamudin, SS.,  M.IP. Beliau menyampaikan paparan dengan judul Peran Ikatan Pustakawan Indonesia Jateng-Gayeng Dalam Mendukung Pustakawan Berkarya. Berdasarkan riset kecil terhadap pustakawan tentang realita peran IPI sebagai organisasi profesi, Itmamudin menyampaikan bahwa ternyata masih ada yang tidak mengenal apa itu IPI dan apa yang didapat dengan bergabung dalam IPI. Oleh sebab itu dalam periode kepengurusannya ini, Itmamudin menyampaikan beberapa rencana program kerja PD IPI Jawa Tengah mulai dari program pembenahan internal hingga eksternal.

Itmamudin berharap, IPI Jawa Tengah bisa menjadi rumah bagi para Pustakawan di Jawa Tengah, mampu mengemban amanah untuk terus menjalankan program-program yang mampu mendorong para pustakawan untuk berkarya mengabdikan diri kepada bangsa dan negara serta IPI Jawa Tengah mampu menjadi pioner dalam menghidupkan kepustakawanan di Indonesia.

Di akhir kegiatan, hadir Dr. Muhamad Sulhan dari Fisipol UGM menyampaikan materi tentang Branding ‘on’ Librarian: Peningkatan Kapasitas Perpustakaan. Peserta yang sebagian besar merupakan Pustakawan diajak untuk membuat strategi branding perpustakaan untuk diterapkan di perpustakaan. Seperti yang kita alami saat ini, dengan adanya generasi milenial yang lekat dengan hal-hal yang berbau digital, Pustakawan dituntut untuk mampu menganalisis strategi branding, menganalisis kebutuhan pemustaka dan perpustakaan untuk menciptakan brand yang tepat agar mengesankan dan menarik pemustaka untuk menggunakan layanan perpustakaan. Dengan materi dan cara pemaparan yang menarik membuat seluruh peserta seminar nampak antusias hingga acara berakhir.

 

 

Related Posts: