Berita

Berita Publik

PERPUSTAKAAN PIP SEMARANG IKUTI KPDI ke-11

PERPUSTAKAAN PIP SEMARANG IKUTI KPDI ke-11

Beberapa waktu yang lalu, perpustakaan Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang mengikuti perhelatan Konferensi Perpustakaan Digital Indonesia yang diadakan di Medan tanggal               6 s.d. 9 November 2018. Perhelatan ini diadakan secara rutin setiap tahun sekali diikuti oleh seluruh perpustakaan di seluruh Indonesia, baik perpustakaan sekolah, perpustakaan kabupaten/kota, perpustakaan perguruan tinggi negeri dan swasta, perpustakaan umum dan perpustakaan khusus yang difasilitasi oleh perpustakaan nasional RI. Acara dihadiri oleh perwakilan Gubernur Sumatera Utara, Elisa Marbun M.Si,  Staf Ahli Ekonomi, Keuangan, Aset dan Sumber Daya Pemerintah Daerah Sumatera Utara, Kepala Perpustakaan Nasional RI, Rektor USU, Anggota Komisi X DPR RI, Wakil Walikota Medan, Wakil Walikota Banda Aceh, Wakil Walikota Jambi, anggota steering committee KPDI, para Kepala Perpustakaan se Indonesia.

Kegiatan diawali dengan sambutan dari Ketua KPDI ke-11 Dr. Jonner Hasugian, M.Si. Beliau menyampaikan KPDI pertama kali diselenggarakan pada tanggal 2 s.d. 5 Desember 2008 di Bali bersamaan dengan kegiatan International Conference Digital Library (ICDL) yang ke-11. Penggagas KPDI yang berkesempatan hadir dalam KPDI ke-11 adalah Prof. Zainal Hasibuan Ph.D,   Prof. Sulistyo Basuki, dan  Dr. Lucky Jayanti dari Universitas Indonesia, Ida Fajariyanto Ph.D dari UGM, Dr. Ariawan Siregar dan Dr. Jonner Nasution dari USU. KPDI sendiri diketuai oleh Prof. Zainal Hasibuan dan Perpustakaan Nasional sebagai fasilitator. Tema yang diusung dalam KPDI ke-11 adalah Mobilisasi Pengetahuan Melalui Perpustakaan Digital dalam Rangka Meningkatkan Indeks Literasi Masyarakat di Era Disrupsi Digital.

Selanjutnya disampaikan pula jadwal kegiatan KPDI ke-11, hari pertama dilakukan sesi seminar kebijakan dan hari kedua dilakukan seminar pararel dari para pustakawan yang makalahnya telah lolos seleksi dari juri.  Kegiatan KPDI ke-11 seluruhnya dihadiri dari 30 Provinsi mulai Nanggroe Aceh Darusalam sampai dengan Papua Barat dengan jumlah peserta 306 orang dan 80 % berasal dari perpustakaan perguruan tinggi.

Sambutan kedua disampaikan oleh Ketua KPDI Prof. Zainal Hasibuan, yang menyambut baik  kegiatan ini dan berpesan agar tetap terus berlangsung sampai tahun tahun mendatang dengan jumlah peserta yang makin meningkat. Beliau sampaikan pula bahwa revolusi industri 4.0 dipicu oleh tiga hal yaitu inteligence, digitalisasi, dan koneksi, di mana seluruhnya tersambung (update status). Tidak terkecuali perpustakaan juga wajib menyesuaikan dengan kondisi perubahan zaman agar tidak ditinggalkan oleh pengunjungnya.

 

Rektor USU, Prof. Dr. Runtung Sitepu, SH, M.Hum, merasa terhormat dengan terpilihnya Medan sebagai tempat kegiatan KPDI ke-11, beliau berharap dapat mengubah image yang melekat Medan bukan kasar tapi penuh keramahtamahan dan menyambut baik terselenggaranya kegiatan ini dan berpesan agar tetap selalu terselenggara, sehingga dapat selalu berbagai ilmu pengetahuan dan pengalaman. Kemajuan teknologi informasi yang ada dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk kemajuan perpustakaan untuk kemajuan pembacanya. Harapan lain asosiasi atau forum ini selalu memupuk rasa ke Indonesiaan, agar selalu terjaga silaturahminya, saling mengenal dan akrab satu sama lain di antara para pustakawan. Selanjutnya KPDI ke-11 dibuka secara resmi oleh Rektor USU ditandai dengan pemukulan gong disaksikan oleh Kepala Perpustakaan Nasional RI, Staf Ahli Gubernur Sumut, Wakil Walikota Medan, dan Ketua KPDI serta Kepala Dinas Perpustakaan.

Selanjutnya sambutan dari Kepala Perpustakaan Nasional RI Drs. Muhammad Syarif Bando, MM yang menyampaikan adalah latar belakang pemilihan tema mobilisasi pengetahuan sebagai tema KPDI ke-11. Pertama mobilisasi pengetahuan menjadi penting, karena saat ini kita berada di era keterbukaan dan era bersinergi. Pengetahuan kapan dan di mana saja dapat diperoleh. Bahkan ada pembelajaran yang hanya terselenggara untuk 40 orang di kelas, namun sisanya 12 juta berada di luar kelas. Telah banyak bermunculan pembelajaran secara online.

Aalasan lainnya adalah penduduk Indonesia hanya 12 % yang tamatan perguruan tinggi sehingga tanggung jawab dari 12 % penduduk tadi untuk menyebarkan ilmu pengetahuannya kepada sisa penduduk Indonesia yang lebih dari 70 % merupakan tamatan SLTA maupun SLTP. Saat ini budaya baca Indonesia tidaklah rendah namun yang menjadi masalah sekarang ini adalah tidak tersedianya bahan bacaan atau buku yang tepat sesuai kebutuhan mereka. Tugas perguruan tinggi untuk menyiapkan buku buku bacaan sesuai kebutuhan mereka. Harapan dari perpustakaan nasional adalah artikel-artikel dosen yang dimuat melalui jurnal nasional maupun jurnal internasional dapat bermanfaat untuk mengisi bahan bacaan bagi bangsa Indonesia.

Beliau mengingatkan mengenai revolusi industri saat ini sudah sampai ke 4.0. Revolusi industri 1.0 ditandai dengan pekerjaan manusia dan hewan digantikan oleh mesin dengan adanya penemuan mesin, revolusi industri 2.0 di abad 19 ditandai dengan penemuan listrik, revolusi 3.0 ditandai dengan digital internet yang merambah kehidupan manusia, dan terakhir revolusi industri 4.0 ditandai terjadinya disruptif digital,  penggantian 800 jenis pekerjaan yang semula dilakukan manusia digantikan secara online. KPDI berkeinginan agar dapat berperan mengembangkan sumber daya manusia khususnya pustakawan sehingga dapat beradaptasi dengan revolusi industri 4.0.   Perpustakaan jangan dibatasi dengan mahalnya bahan bacaan dan mahalnya teknologi informasi, namun sekarang kita harus sadar bahwa bahan bacaan dan teknologi informasi tersebut akan meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia. Oleh karena itu, para pustakawan  sudah saatnya menjadi orang yang dapat menghadirkan diseminasi informasi bagi para profesional dan para pakar di Indonesia. Informasi yang disajikan tidak lagi dalam bentuk buku teks yang tebal namun dalam bentuk digital. Pemerintah di tahun 2019 berkomitmen untuk menyelenggarakan program perpustakaan berbasis inklusi sosial yang bertujuan untuk mensejahterakan masyarakat. Masyarakat yang semula tidak memiliki pekerjaan tetap atau pengangguran dapat menjadi pengusaha, dapat memiliki pengetahuan dan keterampilan melalui program kegiatan yang diselenggarakan  perpustakaan.

Di hari kedua disajikan seminar paralel dari makalah para pustakawan yang lolos seleksi dari para juri/pakar. Jumlah makalah yang lolos seleksi 26 makalah. Hari terakhir diadakan tour ke Danau Toba dan Pulau Samosir. Horas Medan, Horas pustakawan. Semakin maju dan berkembang.

Related Posts: